UMKM Indonesia perluas koneksi global melalui Musiad Expo di Turki

Musiad Expo merupakan pameran dagang internasional selama empat hari yang dihadiri oleh para pebisnis, media, organisasi non-pemerintah, dan pemerintah dan parlemen

UMKM Indonesia perluas koneksi global melalui Musiad Expo di Turki

Sejumlah perusahaan dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia berpartisipasi secara aktif dalam pameran dagang internasional di Istanbul, Turki, untuk memperkenalkan barang produk dan jasa mereka kepada para pebisnis dari mancanegara.

Pameran yang diadakan oleh Asosiasi Pebisnis dan Industri Independen Turki (Musiad) ini berupaya menyatukan para pelaku bisnis dari seluruh dunia di kota pusat bisnis Istanbul pada 18-21 November 2020.

Meski di tengah kondisi pandemi, Musiad Expo yang diadakan untuk ke-18 kalinya tahun ini menunjukkan rekor jumlah aplikasi partisipasi dan pemesanan stand dari kawasan Eropa, Asia-Pasifik, Asia Tengah, Afrika dan Timur Tengah.

Para pebisnis dari berbagai penjuru dunia memiliki minat yang besar terhadap pameran ini, mulai dari Indonesia hingga Jerman, dari Venezuela hingga Uzbekistan.

Sebanyak 30 perusahaan Indonesia di sektor usaha pertanian, perhutanan, makanan, kerajinan, sparepart, produk kesehatan, obat-obatan, buah-buahan tropis, dan kopi turut memeriahkan pameran yang rutin digelar dua tahun sekali ini.

Doddy Cleveland Hidayat Putra, Ketua Musiad Indonesia, mengatakan Musiad Expo menjadi salah satu pameran terbesar di dunia karena dihadiri oleh perwakilan lebih dari 100 negara.

“Inii merupakan sebuah peluang besar bagi para pengusaha Indonesia untuk memasarkan produknya ke dunia. Karena pengusaha kita juga punya kesempatan memasarkan produknya ke negara lainnya,” ujar Doddy kepada Anadolu Agency pada Selasa.

Menyoroti tingkat ekonomi Turki yang cukup baik, Doddy mengungkapkan banyak produk Indonesia yang sebenarnya dibutuhkan di Turki.

Doddy berharap para pengusaha Indonesia dapat memiliki pasar yang luar biasa secara internasional setelah memiliki koneksi dengan para pebisnis Turki dan berbagai negara lainnya.

Menyinggung soal hambatan dalam kerja sama perdagangan kedua negara, dia menjelaskan bahwa interaksi antara pengusaha Indonesia dan Turki masih minim, diharapkan dengan adanya pameran ini dua belah pihak akan semakin meningkatkan interaksi.

Musiad memiliki cabang di 105 negara yang rata-rata dari mereka akan hadir dalam pameran ini, imbuh Doddy.

Selain produk, ada juga jasa yang akan dipromosikan dalam pameran ini untuk membuka mitra bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang pendidikan, pariwisata dan lainnya, tutur Doddy.

Doddy menggarisbawahi bahwa Musiad Indonesia sangat mengapresiasi KJRI Istanbul yang telah banyak memberikan dukungan kepada Musiad Indonesia dalam partisipasinya di acara ini.

“Salah satu bentuk dukungannya adalah adanya satu stand gratis yang disediakan oleh KJRI dan menyediakan penerjemah untuk pertemuan B2B dalam pameran,” tukas dia.

Komoditas yang diminati

Di sisi lain, Konsul Fungsi Ekonomi KJRI Istanbul Iwan Wijaya Mulyanto mengatakan bahwa mengikuti expo pada masa pandemi seperti ini merupakan sebuah tantangan yang baru.

“Kehadiran para pengusaha yang mengikuti expo ini menunjukkan antusiasme tinggi dari jumlah peserta sebanyak 30 perusahaan. Mereka ingin mempertahankan dan meningkatkan pasar mereka,” kata Iwan kepada Anadolu Agency pada Selasa.

Iwan menuturkan acara ini merupakan kesempatan yang baik bagi pengusaha UMKM melakukan promosi dan ekspansi ke pasar negara lain karena mereka akan bertemu buyer yang merupakan anggota Musiad dari seluruh dunia, tak hanya dari Turki saja.

Terkait produk Indonesia yang akan diminati dalam pameran tersebut, Iwan mengatakan pada umumnya jenis komoditi dan perkebunan, antara lain rempah-rempah, buah-buahan tropis atau herbal sebagai pelengkap komoditas di Turki.

Komoditas lainnya, kata Iwan, antara lain kopi, arang, durian, salak, rambutan, dan produk fesyen

Karena model fesyen di Indonesia dan Turki sangat berbeda, sejumlah UMKM ingin memperkenalkan fesyen Indonesia di Turki, kata Iwan lagi.

Iwan menambahkan pihaknya berharap para pengusaha yang mengikuti Musiad Expo tahun ini dapat ikut kembali di expo selanjutnya dua tahun lagi.

“Melalui pameran kita melakukan fase perkenalan atau promosi, terus percobaan, kemudian ke tahap penjualan, lalu pemeliharaan, sehingga KJRI menyarankan untuk para pengusaha tak hanya sekali dalam mengikuti pameran tapi minimal 4-5 kali,” sebut dia.

Menurut Iwan sektor usaha yang menjadi prioritas untuk diperkenalkan dan mendapatkan pasar di Turki adalah usaha makanan contohnya Indomie dan sektor otomotif khususnya ban.

Secara keseluruhan, Indonesia dan Turki memiliki target perdagangan kedua negara hingga tahun 2023 sebanyak USD10 miliar.

Pemerintah Indonesia dan Turki sedang membicarakan MoU perjanjian FTA (Free Trade Agreement), dengan adanya FTA kedua negara dapat lebih bisa mengakselerasi hubungan perdagangan karena akan memberikan kemudahan atau fasilitas di bidang tarif.

Dalam hal regulasi, pajak produk yang masuk ke dua negara masih tinggi sehingga diperlukan adanya FTA yang sekarang ini masih dalam tahap negosiasi agar lebih banyak peluang lagi bagi pengusaha untuk melakukan ekspor-impor.

Selain itu, sebut Iwan, salah satu hambatan hubungan perdagangan Indonesia-Turki adalah belum banyaknya eksplorasi perdagangan antara kedua negara.

“Oleh karena itu, peran ke depannya yang harus dilakukan oleh KJRI yaitu mengundang para pengusaha Indonesia ikut serta dalam pameran-pameran di Turki,” ujar dia, menambahkan bahwa KJRI berupaya meningkatkan hubungan pariwisata antara Indonesia dan Turki.