Penyerapan anggaran kesehatan terkait Covid-19 baru 5,12%
Realisasi anggaran terbesar ada pada alokasi untuk BNPB yang sudah terserap Rp2,9 triliun dari total Rp3,5 triliun, sementara realisasi pencairan insentif tenaga kesehatan baru sebesar Rp1,4 triliun
Pemerintah mengatakan anggaran kesehatan terkait Covid-19 yang berjumlah Rp87,55 triliun baru terserap 5,12 persen atau sekitar Rp4,48 triliun.
Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha penyerapan yang masih lamban tersebut akibat dari keterlambatan proses klaim untuk pencairan insentif tenaga kesehatan hingga biaya perawatan di rumah sakit.
Dia merinci anggaran kesehatan tersebut terdiri dari biaya belanja stimulus antara lain untuk insentif tenaga kesehatan, santunan kematian tenaga kesehatan, bantuan iuran BPJS, dan belanja penanganan kesehatan lainnya yang berjumlah Rp75 triliun.
Kemudian ada Rp3,5 triliun anggaran yang dialokasikan untuk BNPB berupa pengadaan APD, alat kesehatan, test kit, klaim biaya perawatan, mobilisasi dan logistik, serta karantina dan pemulangan WNI di luar negeri.
Selanjutnya, sebanyak Rp9,05 triliun anggaran dalam bentuk pembebasan PPh pasal 23 untuk jasa dan honor tenaga kesehatan, pembebasan PPN DTP, dan pembebasan bea masuk impor alat kesehatan.
Menurut dia, rendahnya penyerapan anggaran khususnya pada pencairan insentif tenaga kesehatan karena merupakan program baru yang memerlukan proses verifikasi dokumen cukup panjang dari fasilitas kesehatan kepada pemerintah daerah, baru ke pemerintah pusat di Kementerian Kesehatan.
“Tapi sekarang proses verifikasi sudah dipersingkat cukup di daerah saja, sehingga verifikatornya semakin banyak,” ungkap Kunta dalam diskusi virtual, Rabu.
Dia mengatakan dengan berbagai terbosan seperti pengurusan dokumen bisa menyusul setelah proses pencairan apabila ada tenaga kesehatan yang meninggal, maka penyerapan anggaran bisa semakin baik dan optimal.
“Kita harus fleksibel agar pencairan bisa lebih cepat, tapi juga governance-nya tetap terjaga dan tepat sasaran,” jelas Kunta.
Kunta mengatakan realisasi anggaran terbesar ada pada alokasi untuk BNPB yang sudah terserap Rp2,9 triliun dari total Rp3,5 triliun, sementara realisasi pencairan insentif tenaga kesehatan baru sebesar Rp1,4 triliun.
“Setiap minggu kita monitor dan hasilnya kita dorong semakin baik. Pencairan insentif tenaga kesehatan kita harapkan Juli bisa selesai,” tambah dia.
Hingga 30 Juni penyaluran insentif tenaga kesehatan di daerah baru mencapai Rp58,3 miliar untuk 15.435 tenaga kesehatan kemudian pada 7 Juli Kementerian Keuangan sudah menyalurkan anggaran Rp1,3 triliun kepada 542 daerah sesuai besaran perkiraan jumlah tenaga kesehatan yang menangani Covid-19.
Setelah penyaluran anggaran tersebut, maka daerah bisa mencairkan insentif setelah proses verifikasi di Dinas Kesehatan daerah.
Sementara itu, Sekretaris Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Trisa Wahjuni Putri mengatakan terdapat anggaran Rp1,9 triliun untuk insentif tenaga kesehatan yang dikelola pusat.
“Hingga saat ini sudah terealisasi Rp278 miliar untuk tenaga kesehatan yang dikelola Kementerian Kesehatan,” ujar dia.
Secara keseluruhan terdapat 166.029 tenaga kesehatan di pusat dan daerah yang akan diberikan insentif untuk penanganan Covid-19.
“Kemudian untuk insentif kematian tenaga kesehatan terdapat alokasi Rp60 miliar dan sudah terserap Rp9,6 miliar untuk 32 orang tenaga medis yang meninggal,” ungkap Trisa.