Malaysia deportasi ribuan migran di tengah pandemi
"Tindakan tegas" menunggu mereka yang mencoba memasuki Malaysia secara ilegal, ujar Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakov
Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakov mengatakan bahwa Malaysia tetap mendeportasi 5.280 imigran gelap kembali ke Filipina, meski negara tetangganya itu sedang menghadapi wabah Covid-19 yang parah.
Deportasi akan dimulai pada 30 Juni, ujar Menteri Sabri dalam konferensi pers Jumat.
Langkah serupa juga akan dilakukan pada imigran gelap asal Indonesia, yang setiap hari mengumumkan infeksi baru Covid-19 hingga 1.000 orang tiap hari dalam minggu ini, seperti dikutip The Star.
Dalam beberapa pekan terakhir Malaysia sudah mendeportasi 2.500 orang Indonesia dan 4.200 lain akan segera menyusul.
"Tindakan tegas" menunggu mereka yang mencoba memasuki Malaysia secara ilegal, ujar menteri memperingatkan, seraya menambahkan bahwa 1.057 calon migran telah ditangkap dan mencoba masuk ke negara itu sejak 1 Mei.
Polisi Malaysia melakukan beberapa penggerebekan tempat tinggal migran pada Mei.
Ratusan orang ditangkap dan ditahan di pusat penahanan migran kemudian dites Covid-19 dan dinyatakan positif.
Ismail Sabri mengatakan para migran yang menunggu deportasi dinyatakan negatif.
Sebagai negara terkaya ketiga di Asia Tenggara, perkebunan dan pabrik di negara itu telah lama menjadi daya tarik bagi pencari kerja dari tetangga yang lebih miskin.
Minoritas Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh yang masuk dengan perahu pengungsi juga sering didapati menjadi pendatang illegal.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan pada konferensi video KTT ASEAN mengatakan bahwa "Malaysia secara tidak adil diharapkan untuk berbuat lebih banyak untuk mengakomodasi para pengungsi yang masuk."