Lembaga Islam Indonesia kecam aksi brutal pasukan rezim Suriah di Idlib

Serangan udara itu menewaskan setidaknya 33 tentara Turki dan melukai puluhan lainnya

Lembaga Islam Indonesia kecam aksi brutal pasukan rezim Suriah di Idlib

Lembaga Islam di Indonesia mengecam keras aksi brutal pasukan rezim Suriah Bashar al-Assad yang melakukan serangan udara dan menewaskan tentara Turki di Idlib, barat laut Suriah.

“Kami mengecam keras serangan yang dilakukan secara membabi buta itu,” ujar Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Jeje Zaenudin, Jumat, kepada Anadolu Agency.

Terlebih, lanjut Jeje, serangan itu tak hanya dilakukan terhadap tentara, melainkan warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak.

Jeje mengatakan aksi Suriah ini berisiko memancing serangan balasan dari Turki sehingga bisa mengarah kepada perang terbuka kedua negara.

Setidaknya 33 tentara Turki gugur dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara yang dilancarakan oleh pasukan rezim Bashar al-Assad di Idlib, barat laut Suriah, Kamis malam.

“Ada [prajurit yang terluka kritis akibat serangan itu], dan mereka sedang dirawat di rumah sakit,” ujar Rahmi Dogan, gubernur Provinsi Hatay Turki.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar segera menuju ke perbatasan antara Turki dan Suriah setelah pertemuan keamanan yang dipimpin oleh Presiden Turki.

Akar dan komandan lainnya memimpin operasi dengan unit pendukung darat dan udara untuk melawan rezim Assad di Idlib dari pusat komando di Provinsi Hatay Turki, yang berbatasan dengan Suriah.

Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat untuk mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi di mana tindakan agresi secara tegas dilarang.

Tetapi, rezim dan pasukan Rusia di zona itu terus melanggar gencatan senjata dan menyebabkan lebih dari 1.300 warga sipil tewas.

Terletak di barat laut Suriah, provinsi Idlib menjadi markas kubu oposisi dan kelompok bersenjata anti-pemerintah sejak pecahnya perang sipil pada 2011.

Saat ini wilayah itu dihuni sekitar 4 juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi dari seluruh penjuru negeri yang kehilangan tempat tinggal mereka beberapa tahun terakhir akibat serangan pasukan rezim.

Turki menampung sekitar 3,7 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara mereka, menjadikannya negara penampung pengungsi paling banyak di dunia.