LBH Pers: 4 Jurnalis alami kekerasan saat liput demonstrasi di Jakarta

Direktur LBH Pers Ade Wahyudin mengatakan kekerasan yang dialami empat jurnalis tersebut yakni berupa penangkapan, penganiayaan dan perampasan alat kerja

LBH Pers: 4 Jurnalis alami kekerasan saat liput demonstrasi di Jakarta

LBH Pers mencatat ada empat kasus kekerasan oleh polisi terhadap jurnalis saat meliput aksi demonstrasi penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di Jakarta.

Direktur LBH Pers Ade Wahyudin mengatakan kekerasan yang dialami empat jurnalis tersebut berupa penangkapan, penganiayaan dan perampasan alat kerja.

Kasus kekerasan di luar wilayah Jakarta kata dia juga banyak terjadi, namun Ade mengaku belum mendokumentasikannya.

"Karena [kita] masih fokus pendampingan," kata Ade kepada Wartawan pada Jumat.

Dia mengecam segala bentuk kekerasan yang terjadi, baik kepada jurnalis ataupun massa aksi pada Kamis.

"Jurnalis sendiri merupakan pekerja yg seharusnya dilindungi berdasarkan UU Pers," jelas dia.

Sebelumnya, sejumlah jurnalis mengalami kekerasan saat meliput aksi unjuk rasa penolakan Omnibus Law Ciptaker pada Kamis lalu.

Jurnalis dari media online Suara.com, Peter Rotti dianiaya oleh aparat berpakaian sipil serba hitam karena merekam aksi polisi mengeroyok peserta aksi di sekitar halte Transjakarta Bank Indonesia.

Peter dan rekannya, Adit Rianto, sedang menyampaikan laporan langsung peristiwa unjuk rasa melalui Youtube.

Saat Peter merekam kejadian tersebut, dia kemudian dihampiri aparat berpakaian sipil, kemudian disusul enam polisi yang belakangan diketahui sebagai anggota Brimob.

Polisi sempat meminta kamera Peter, namun dia menolak dan menjelaskan bahwa dirinya adalah jurnalis.

"Saya sudah jelaskan kalau saya wartawan, tetapi mereka (polisi) tetap merampas dan menyeret saya. Tadi saya sempat diseret dan digebukin, tangan dan pelipis saya memar," kata Peter, dikutip dari siaran pers yang diterbitkan Suara.com.

Kamera milik Peter sempat dirampas polisi, kartu memorinya diambil, dan kamera tersebut dikembalikan kepada Peter.

Dia kini mengalami memar di bagian muka dan tangan akibat penganiayaan aparat.

Pemimpin Redaksi Suara.com, Suwarjono, mengecam aksi penganiayaan terhadap jurnalis ini.

“Saya juga mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas hal ini,” ujar Suwarjono.

Selain itu, jurnalis dari media online Merahputih.com, Ponco Sulaksono, sempat hilang saat meliput aksi unjuk rasa di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat.

Informasi terakhir pada Jumat pagi menyatakan bahwa Ponco berada di sel Polda Metro Jaya.