Inflasi Ramadan 2020 akan lebih rendah dari rata-rata Ramadan sebelumnya

Bank Indonesia mengatakan inflasi pada Ramadan tahun ini yang terjadi pada Aprli-Mei akan berada di bawah rata-rata historisnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan berdasarkan data survei pemantauan harga (SPH) hingga minggu ketiga April menunjukkan estimasi inflasi yang rendah dan terkendali sekitar 0,22 persen secara bulanan dan 2,82 persen secara tahunan.

“Kalau lihat komoditas inflasi, bawang merah, emas perhiasan, dan gula pasir. Ada sejumlah komoditas yang deflasi seperti cabai merah, daging ayam, dan telur,” ujar Perry dalam konferensi pers virtual, Rabu.

Perry mengatakan berdasarkan laporan dari 46 kantor wilayah Bank Indonesia menunjukkan inflasi yang rendah dan terkendali karena sejumlah daerah melaporkan beras sudah memasuki masa panen sehingga produksi meningkat, begitupun dengan komoditas lain.

“Kami perkirakan inflasi Ramadan di April-Mei terkendali rendah karena masih masa panen sehingga pasokan komoditas pokok mencukupi,” lanjut dia.

Perry juga menambahkan bahwa pemerintah telah menjamin kecukupan pasokan yang mendukung terkendalinya inflasi.

Faktor lain yang membuat inflasi terjaga rendah adalah karena aktivitas dan mobilitas masyarakat yang rendah akibat kebijakan PSBB untuk mengurangi penyebaran virus korona (Covid-19).

“Dari sisi permintaan barang akan lebih rendah sehingga mendukung pengendalian inflasi pada April dan Mei, dan secara keseluruhan BI yakin inflasi terkendali dalam sasaran 3+-1 persen,” tambah Perry.

Dia mengatakan walaupun secara aktivitas fisik dan mobilitas masyarakat berkurang, namun aktivitas keagamaan masih akan tetap semarak di bulan Ramadan melalui pengajian secara virtual dan juga masyarakat tidak mengurangi kegiatan keagamaan walaupun di rumah saja.