Erdogan: Turki tidak berada di Suriah untuk berpetualang
"Kami tidak tertarik pada minyak atau wilayah di sana, kami ingin mengamankan perbatasan kami dengan zona aman," kata Erdogan
Turki tidak berada di Suriah untuk "berpetualang" atau untuk memperluas wilayah perbatasannya, kata Presiden Turki pada Sabtu.
"Masalah Suriah tidak pernah menjadi petualangan atau upaya untuk memperluas perbatasan Turki," kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah pertemuan dengan para deputi Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) di Istanbul.
Erdogan mengatakan hampir empat juta pengungsi baru-baru ini bergerak menuju perbatasan Turki dengan Suriah karena serangan berdarah rezim Bashar al-Assad terhadap warga sipil, sementara 1,5 juta dari mereka sudah berada di perbatasan selatan.
"Kami tidak tertarik pada minyak atau wilayah di sana, kami ingin mengamankan perbatasan kami dengan zona aman," kata Erdogan.
Tentara Turki bekerja untuk melindungi warga sipil setempat di bawah kesepakatan September 2018 dengan Rusia yang setuju tindakan agresi dilarang di wilayah tersebut.
Akan tetapi lebih dari 1.300 warga sipil telah tewas dalam serangan oleh pasukan Assad dan Rusia di kawasan tersebut sejak itu dan kesepakatan gencatan senjata terus dilanggar.
Serangan terhadap pasukan Turki di Idlib telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir ketika rezim dan sekutunya terus melanggar gencatan senjata.
Kamis malam, sedikitnya 33 tentara Turki gugur dan puluhan lainnya terluka dalam serangan udara oleh pasukan rezim Assad di Idlib, zona de-eskalasi di Suriah barat laut, tepat di seberang perbatasan selatan Turki.
Turki berjanji bahwa akan ada pembalasan untuk serangan tersebut.
Zona de-eskalasi saat ini adalah tempat bagi empat juta warga sipil, termasuk ratusan ribu pengungsi yang telah menghindari kawasan yang dilanda perang.
Turki tidak bisa menangani gelombang masuk pengungsi lainnya
Turki telah menampung 3,7 juta warga Suriah, dan Erdogan mengatakan tidak dapat menangani kedatangan pengungsi tambahan di wilayahnya.
Turki telah memperingatkan negara-negara lain beberapa bulan yang lalu bahwa Turki mungkin harus membuka gerbang perbatasannya jika situasinya tetap sama.
“Mereka terganggu. Mereka tidak percaya akan hal itu. Tapi apa yang kita lakukan kemarin? [Kami] membuka gerbang,” katanya.
“Sampai pagi ini sekitar 18.000 [ pengungsi] memaksa mereka keluar dari gerbang [perbatasan Turki]. Tetapi jumlahnya mungkin mencapai 25.000-30.000 hari ini. Kami tidak akan menutup pintu dalam proses yang akan datang. "
Sejak meletusnya perang saudara berdarah di Suriah pada 2011, Turki telah mengurus 3,7 juta warga Suriah yang melarikan diri dari negara mereka, menjadikan Turki sebagai negara tuan rumah pengungsi terbaik di dunia.