Erdogan: Mengapa Turki luncurkan Operasi Perisai Musim Semi di Idlib?

"Setiap nyawa yang hilang di wilayah ini telah membakar hati kami. Itu karena orang-orang ini adalah saudara dan saudari kita baik secara historis, geografis maupun agama,” kata Erdogan

Erdogan: Mengapa Turki luncurkan Operasi Perisai Musim Semi di Idlib?

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjelaskan alasan negaranya melakukan Operasi Perisai Muslim Semi di Idlib Suriah.

Berpidato dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) di Istanbul, Erdogan mengatakan situasi di Suriah sangat penting dalam membentuk negaranya di masa depan.

Erdogan menegaskan kehadiran Turki di Idlib bukanlah untuk melakukan pendudukan dan pencaplokan wilayah Suriah.

“Mereka yang menentang keberadaan Turki di Suriah harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, terutama, mengapa mereka yang diam ketika provinsi selatan negara kami diserang oleh kelompok-kelompok teror, tiba-tiba menjadi pecinta rezim Suriah segera setelah Turki mulai membangun zona aman di sepanjang garis perbatasannya,” ujar Erdogan.

Erdogan mengatakan Turki kini, menampung 3,5 juta warga Suriah, tetapi ada hampir 4 juta warga Idlib yang ingin mengungsi ke Turki

“Kami bersaudara. Kami memiliki pemahaman tentang muhajirin-Ansar. Haruskah kita katakan ‘biarkan mereka tertembak, biarkan bom menimpa mereka’? Haruskah kita berbaik-baik saja melihat kondisi ini? Kita tidak bisa membiarkan mereka mati. Kita tidak bisa menjadi Assad lain.pada saat ini. Tapi Assad tidak memiliki rasa belas kasihan,” terang Erdogan.

 

Turki menyelamatkan warga Suriah

Erdogan menyampaikan sebagai bangsa yang memiliki rasa belas kasihan, Turki melakukan upaya-upaya penyelamatan.

Sementara rezim Assad terus bergerak membantai rakyatnya sendiri, perempuan dan anak-anak, dengan pesawat, helikopter, tank, dan bom.

Erdogan mempertanyakan mengapa mereka menentang upaya Turki untuk menyelamatkan nyawa warga Suriah.

“Apakah mereka, yang mengklaim Turki sebagai tamu tak diundang di Suriah, dapat menjelaskan tindakan-tindakan yang tak direstui seperti itu kepada seluruh dunia?” tanya Erdogan.

Erdogan mengatakan setiap orang harus berpikir soal ini karena kehadiran Turki di Suriah adalah kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Adana.

“Lalu, apakah mereka, yang mengklaim Turki sebagai tamu tak diundang, sadar bahwa dengan menyetujui serangan terhadap Turki mereka juga membuka jalan atas serangan serupa terhadap diri mereka sendiri di belahan dunia lainnya?” ujar Erdogan.

 

Mengapa Turki tidak dapat legitimasi

Erdogan lalu mempertanyakan apakah keberadaan Turki di Idlib kurang mendapatkan legitimasi daripada tindakan rezim Assad itu sendiri.

“Apakah karena Turki mendukung perjuangan rakyat Suriah untuk melindungi kehidupan dan kehormatan mereka?” tanya Erdogan.

“Dengan mengabaikan arus migrasi 1 juta warga baru dari Idlib ke Turki dan dengan mendukung rezim tiran, yang hanya kuat dalam menyerang rakyatnya sendiri, apakah mereka tidak melihat bahwa Turki bertekad untuk mengakhiri tindakan distorsi ini?” tambah Erdogan.

Erdogan pun mempertanyakan apakah komunitas internasional, yang diam terhadap tragedi kemanusiaan di Idlib guna memojokkan Turki, siap menghadapi beban akibat ledakan para pengungsi akibat kekejaman Assad.

“Saya sekali lagi menegaskan tekad kami untuk mengakhiri tirani di Suriah dan untuk memberikan keamanan di perbatasan kami dan untuk saudara-saudari kami,” tukas Erdogan.

 

Memunculkan arus migran

Menurut Erdogan, situasi di Idlib tidak akan berakhir sampai pasukan rezim menarik diri ke wilayah Perjanjian Sochi.

Namun jika masalah ini tidak selesai, maka arus migran baru tidak dapat dicegah.

Erdogan menerangkan saat rezim Assad menyerang wilayah Idlib, maka warga Suriah tidak pergi selain ke Turki karena Turki adalah zona aman.

“Karena orang-orang ini tahu bahwa di mana pun rezim berada, baik kehidupan mereka maupun kehormatan atau harta benda mereka tidak aman,” ujar Erdogan.

 

Turki tidak akan tinggalkan warga Suriah

Erdogan mengatakan usaha Rusia untuk rezim Assad tanah tidak lebih dari upaya untuk memperpanjang hidup melalui napas buatan.

“Setelah beberapa saat, napas buatan ini juga tidak akan berhasil; Insya Allah, rezim sepenuhnya akan berubah menjadi mayat dalam sekali jalan. Seluruh upaya kami di tengah proses ini adalah untuk meminimalisir korban tewas,” terang Erdogan.

Erdogan mengatakan mereka yang berusaha mengubah Suriah menjadi arena politik dan militer juga tidak peduli atas persoalan ini.

“Namun, setiap nyawa yang hilang di wilayah ini telah membakar hati kami. Itu karena orang-orang ini adalah saudara dan saudari kita baik secara historis, geografis maupun agama,” kata Erdogan.

Erdogan sekali lagi menegaskan Turki tidak akan meninggalkan warga Suriah dari serangan teror di perbatasan dan serangan rezim yang telah kehilangan legitimasinya.

“Jika perlu, kita rela mati di jalan ini,” kata Erdogan.

Menurut Erdogan satu-satunya solusi bagi kota Idlib adalah berhentinya agresi rezim dan mereka harus menarik diri kembali ke batas-batas yang telah ditetapkan dalam perjanjian sebelumnya.