Cadangan devisa Indonesia kembali naik setelah turun akibat Covid-19
Tambahan devisa tersebut berasal dari penerbitan obligasi global oleh Kementerian Keuangan sebesar USD4,3 miliar yang saat ini masih dalam proses administrasi dan settlement
Bank Indonesia mengatakan posisi cadangan devisa yang pada akhir Maret berkurang dari USD130,4 miliar menjadi USD121 miliar akan kembali meningkat dan menjadi USD125 miliar pada minggu depan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penurunan cadangan devisa di Maret 2020 dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan keperluan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah krisis akibat wabah virus korona.
Menurut Perry, tambahan devisa tersebut berasal dari penerbitan obligasi global oleh Kementerian Keuangan sebesar USD4,3 miliar yang saat ini masih dalam proses administrasi dan settlement, sehingga akan menambah pasokan cadangan devisa.
“Posisi cadangan devisa di akhir bulan lalu dan yang akan meningkat ini lebih dari cukup untuk membayar impor, utang pemerintah, dan stabilisasi rupiah yang menjadi tugas kita bersama,” jelas Perry dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis.
Selain itu, Perry mengatakan BI juga sudah menjalin kerja sama repurchase agreement atau repo line dengan the Fed AS yang diwakili oleh the Fed New York sebesar USD60 miliar yang saat ini sudah menyelesaikan tahap administrasi secara legal serta secara teknikal.
“Ini bisa digunakan sewaktu-waktu pada saat membutuhkan tambahan likuiditas dolar,” kata Perry.
Akan tetapi, Perry mengatakan kerja sama tersebut bukan merupakan kerja sama bilateral swap sehingga tidak akan menambah cadangan devisa, namun dapat memenuhi likuiditas dolar saat diperlukan.
“Saya sampaikan ini tingkat kepercayaan the Fed pada Indonesia dan dalam konteks ini pada BI, karena tidak banyak negara emerging yang diberikan kerja sama repo line,” jelas Perry.
Dia mengatakan the Fed menunjukkan kepercayaan pada tata kelola ekonomi dan prospek ekonomi Indonesia.