AS gelontorkan dana kemanusiaan USD108 juta untuk Suriah
Menurut Deplu, bantuan itu diberikan untuk menanggapi krisis yang sedang berlangsung di Suriah yang disebabkan oleh serangan pasukan Assad, Rusia, dan Iran
Amerika Serikat mengumumkan akan memberikan bantuan kemanusiaan tambahan senilai USD108 juta bagi warga sipil yang menjadi korban konflik di Suriah.
"Perwakilan AS untuk PBB Kelly Craft mengumumkan bahwa AS akan menggelontorkan USD108 juta sebagai bantuan dalam menanggapi krisis yang sedang berlangsung yang disebabkan oleh serangan pasukan Assad, Rusia, dan Iran," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus dalam sebuah pernyataan.
Bantuan itu termasuk hampir USD56 juta dari Badan Kependudukan, Pengungsi, dan Migrasi Departemen Luar Negeri AS dan lebih dari USD52 juta dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).
Pernyataan tersebut juga menyebutkan total bantuan kemanusiaan AS sejak krisis di Suriah meletus sudah mencapai lebih dari USD10,6 miliar.
"Sejak 1 Desember 2019, serangan pasukan Assad, Rusia, dan Iran telah memaksa hampir 950.000 orang di barat laut Suriah - lebih dari 80 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak - mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Ortagus.
Bantuan akan diberikan melalui Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA), Program Pangan Dunia (WFP), dan lembaga swadaya masyarakat.
"Amerika Serikat sangat mendukung rekomendasi Sekretaris Jenderal PBB [Antonio] Guterres untuk membuka perbatasan tambahan antara Suriah dan Turki di Tal Abyad untuk memberikan bantuan dan obat-obatan," tambah jubir itu, yang menuding Rusia dan China "berkonspirasi" mencegah komunitas internasional untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke daerah-daerah konflik di Suriah.
Ortagus menekankan bahwa AS mendukung PBB dalam menyerukan gencatan senjata dan serangan oleh Rezim Bashar al-Assad, pasukan Rusia, dan Iran, di barat laut Suriah.
Craft, yang tiba di Turki pada Senin, menjelaskan kunjungannya ke perbatasan Turki-Suriah untuk menunjukkan solidaritas Amerika dengan rakyat Suriah.
Suriah telah jatuh ke perang saudara sejak awal 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menyerang kelompok pro-demokrasi.
Menurut PBB, sejak itu, ratusan ribu orang tewas dan lebih dari 10 juta lainnya mengungsi.
Dalam beberapa bulan terakhir, hampir 1,7 juta warga Suriah bergerak ke dekat perbatasan Turki karena serangan bertubi-tubi dari pasukan rezim Assad dan sekutunya.
Pada September 2018, Turki dan Rusia sepakat mengubah Idlib menjadi zona de-eskalasi, di mana tindakan agresi dilarang.
Namun, sejak itu, lebih dari 1.800 warga sipil tewas akibat serangan udara rezim.
Pada Minggu, Turki pun meluncurkan Operasi Perisai Musim Semi di barat laut Suriah untuk melindungi warga sipil dari serangan rezim.