7 dari 10 anak Indonesia jarang belajar selama pandemi Covid-19

Subsidi kuota internet dan pembelajaran lewat televisi tidak menjawab sepenuhnya tantangan dan permasalahan pembelajaran jarak jauh

7 dari 10 anak Indonesia jarang belajar selama pandemi Covid-19

Sebanyak 7 dari 10 anak di Indonesia jarang belajar atau hanya sedikit belajar selama melakukan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19, ujar hasil riset dari Save The Children, sebuah organisasi pembela hak anak, Rabu.

Selina Patta Sumbung CEO Save the Children Indonesia mengatakan upaya pemerintah melalui subsidi kuota internet dan pembelajaran lewat televisi tidak menjawab sepenuhnya tantangan dan permasalahan pembelajaran jarak jauh.

Menurut dia hal ini disebabkan terbatasnya ketersediaan materi belajar, terbatasnya kuota internet, tidak mempunyai gawai, bahkan demotivasi karena sulit memahami pekerjaan rumah dan tidak mendapat bimbingan guru.

“Anak-anak Indonesia menghadapi kesulitan dalam belajar daring, motivasi belajar menjadi menurun dan ini bisa berpengaruh pada kemampuan literasi dan numerasi anak,” ujar dia.

Pada beberapa wilayah, kata Selina anak–anak terancam putus sekolah karena anak harus bekerja dan atau menikah dini.

Kondisi ini kata dia dikhawatirkan bisa menjadikan anak kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning loss) hingga berdampak pada kurangnya keahlian mereka di saat dewasa (less-skilled workers) untuk berkompetisi.

“Perlu tindakan sistematis, aman dan inklusif untuk mendukung pemberian akses pembelajaran bagi semua anak sebagai bagian dari pemulihan yang berkelanjutan,” ujar dia.