1.642 hotel dan 353 restoran tutup karena Covid-19
Industri pariwisata telah kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing sebesar USD4 miliar atau sekitar Rp60 triliun sejak Januari hingga April 2020
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan hingga 13 April sudah terdapat 1.642 hotel dan 353 restoran yang menutup usahanya akibat terdampak dari penyebaran virus korona (Covid-19).
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan dampak dari penutupan hotel dan restoran tersebut menyebabkan industri pariwisata telah kehilangan potensi pendapatan dari wisatawan asing sebesar USD4 miliar atau sekitar Rp60 triliun sejak Januari hingga April 2020.
Dengan begitu, maka devisa pariwisata pada tahun ini akan lebih kecil dari devisa pariwisata pada tahun lalu yang mencapai USD17,6 miliar.
“Memang yang paling berat pekerja di sektor pariwisata, terdampak paling awal,” kata Hariyadi, dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis.
Dia menambahkan daerah tujuan wisata yang paling merasakan penurunan jumlah wisatawan akibat Covid-19 antara lain Manado, Bali, dan Batam.
Berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hingga pekan kedua April, sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata di Indonesia ditutup.
Hariyadi menambahkan kondisi tersebut membuat beberapa hotel telah memberhentikan pekerja harian dan melakukan cuti di luar tanggungan perusahaan bagi pekerja kontrak dan pekerja tetap.
“Selain itu, perhotelan juga menerapkan waktu kerja secara bergilir untuk menjaga arus kas perusahaan,” imbuh Hariyadi.
Dia juga mengungkapkan data hingga 5 April 2020, jumlah hotel yang terpaksa harus menutup operasinya sebagian besar berasal dari Jawa Barat sebanyak 501 hotel.
Daerah dengan penutupan hotel terbanyak selanjutnya adalah Bali sebanyak 281 hotel dan Jawa Timur 144 hotel.
“Tetapi, data tersebut tidak mencerminkan kondisi di lapangan karena tidak semua anggota PHRI melaporkan kondisi yang sebenarnya,” kata Hariyadi.